Sabtu, 18 Oktober 2025
Parenting SMA Negeri 4 Sumbawa Besar: Mengasuh Generasi Alpha di Era Digital, Cepat Bosan, dan Visual
SMA Negeri 4 Sumbawa Besar Gelar Kelas Parenting Inspiratif
SMA Negeri 4 Sumbawa Besar kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan yang holistik antara sekolah dan keluarga. Pada Sabtu, 18 Oktober 2025, sekolah ini menggelar kegiatan Parenting Class dengan tema menarik dan relevan:
“Mengasuh Generasi Alpha dengan Cara Memahami Anak yang Hidup di Dunia Digital, Cepat Bosan, dan Visual.”
Kegiatan yang berlangsung di aula sekolah ini diikuti oleh para orang tua siswa, dewan guru, dan tenaga kependidikan. Kelas parenting ini bertujuan untuk memperkuat peran keluarga dalam memahami karakter dan pola asuh anak-anak masa kini — generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
Melalui acara ini, SMA Negeri 4 Sumbawa Besar mengajak orang tua untuk bersama-sama menghadapi tantangan baru dalam mendidik anak-anak Generasi Alpha agar tumbuh menjadi pribadi cerdas, kreatif, dan berkarakter.
Membuka Wawasan tentang Generasi Alpha
Generasi Alpha adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010, generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan gawai, internet, dan dunia visual. Mereka belajar melalui video, gambar, dan pengalaman langsung. Berbeda dengan generasi sebelumnya, anak-anak Alpha memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi, tetapi juga cenderung mudah bosan dan cepat berpindah fokus.
Dalam paparannya, narasumber kegiatan menjelaskan bahwa orang tua perlu mengubah pendekatan pengasuhan. Pola asuh tradisional yang hanya menekankan disiplin atau larangan tanpa penjelasan kini kurang efektif. Anak-anak digital memerlukan komunikasi yang terbuka, pendekatan yang logis, serta contoh nyata yang bisa mereka lihat.
“Anak-anak sekarang berpikir dengan cara visual. Mereka lebih cepat memahami ketika melihat langsung dibanding hanya mendengar nasihat panjang. Karena itu, orang tua perlu kreatif dalam berkomunikasi dengan mereka,” ujar pemateri di depan peserta.
Narasumber juga menambahkan bahwa Generasi Alpha memiliki rasa ingin tahu tinggi dan potensi kreatif luar biasa, asalkan didukung dengan lingkungan yang positif dan sabar dalam membimbing.
Anak Digital: Tantangan dan Peluang
Dalam diskusi interaktif, para peserta parenting diajak mengenali tantangan yang dihadapi anak-anak masa kini. Dunia digital menawarkan banyak kemudahan, namun di sisi lain juga membawa risiko seperti kecanduan gawai, gangguan konsentrasi, dan penurunan interaksi sosial.
Namun, kegiatan ini tidak berfokus pada larangan, melainkan pada pendampingan aktif. Orang tua diajak untuk tidak hanya membatasi, tetapi juga menjadi sahabat anak dalam menggunakan teknologi.
“Kita tidak bisa mematikan dunia digital, tapi kita bisa menjadi kompas moral dan pengarah bagi anak-anak. Ajarkan mereka membedakan mana informasi yang baik dan mana yang perlu dihindari,” jelas narasumber.
Para peserta kemudian diberikan contoh konkret strategi mendidik anak digital, di antaranya:
-
Membuat jadwal penggunaan gawai dengan waktu istirahat yang seimbang.
-
Menonton konten edukatif bersama anak lalu mendiskusikannya.
-
Mengajak anak untuk membuat karya digital seperti vlog, desain, atau fotografi sebagai sarana ekspresi kreatif.
-
Memberi teladan dengan bijak menggunakan gawai di hadapan anak.
Pendekatan ini diharapkan dapat membantu orang tua memahami cara terbaik mengasuh anak yang hidup di dunia digital, tanpa menimbulkan konflik atau jarak emosional.
Cepat Bosan, Tapi Kreatif: Potensi Generasi Alpha
Salah satu pembahasan menarik dalam kegiatan parenting SMA Negeri 4 Sumbawa Besar adalah tentang sifat mudah bosan pada Generasi Alpha. Fenomena ini terjadi karena mereka terbiasa menerima stimulus cepat dari teknologi seperti video pendek, game interaktif, dan media sosial.
Namun, di balik itu tersimpan potensi besar. Anak-anak cepat bosan karena mereka haus akan hal baru dan menyukai tantangan. Jika diarahkan dengan benar, sifat ini justru bisa menjadi sumber kreativitas dan inovasi.
Narasumber mendorong orang tua agar tidak menganggap kebosanan sebagai kelemahan, tetapi sebagai sinyal untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menarik.
Beberapa tips yang dibagikan antara lain:
-
Gunakan metode belajar berbasis proyek (project-based learning) di rumah.
-
Ajak anak bereksperimen, misalnya membuat prakarya atau konten edukatif sederhana.
-
Libatkan anak dalam aktivitas keluarga yang memicu kreativitas, seperti memasak, berkebun, atau membuat video bersama.
“Ketika anak merasa dilibatkan, mereka akan lebih antusias. Mereka tidak hanya belajar tentang hal teknis, tetapi juga belajar tentang nilai kerja sama, tanggung jawab, dan empati,” tambah pemateri.
Visual Learning: Cara Anak Zaman Sekarang Memahami Dunia
Generasi Alpha dikenal sebagai generasi visual learner. Mereka lebih mudah menyerap informasi melalui gambar, warna, gerak, dan pengalaman langsung. Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua dan guru yang terbiasa dengan cara belajar konvensional.
SMA Negeri 4 Sumbawa Besar memahami hal ini dengan terus mendorong penerapan pembelajaran berbasis media visual di sekolah. Di rumah, orang tua juga didorong melakukan hal yang sama, seperti menggunakan gambar, video, atau infografik saat membantu anak belajar.
“Kalau dulu kita belajar lewat buku tebal, sekarang anak-anak lebih tertarik dengan video berdurasi dua menit. Kita harus menyesuaikan cara penyampaian agar pesan tetap sampai,” ujar salah satu guru yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dengan pendekatan visual yang tepat, anak-anak akan merasa belajar itu menyenangkan dan tidak menjadi beban. Mereka juga dapat menyalurkan kreativitasnya melalui cara-cara yang positif dan produktif.
Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua
Melalui kegiatan parenting ini, SMA Negeri 4 Sumbawa Besar ingin memperkuat sinergi antara sekolah dan keluarga. Kepala sekolah dalam sambutannya menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh guru, tetapi juga oleh dukungan penuh dari orang tua di rumah.
“Sekolah dan keluarga harus berjalan seiring. Sekolah mendidik dengan ilmu, orang tua mendidik dengan cinta dan keteladanan. Jika keduanya bersatu, anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang tangguh di era digital,” ujarnya.
Kegiatan parenting ini menjadi ruang refleksi dan diskusi bagi orang tua untuk berbagi pengalaman. Beberapa peserta bahkan menceritakan tantangan sehari-hari menghadapi anak yang sulit lepas dari gawai, lalu mendapatkan solusi praktis dari narasumber dan peserta lain.
Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh semangat. Banyak orang tua mengaku mendapatkan perspektif baru tentang cara mendampingi anak tanpa harus mengekang kebebasan mereka. Pendekatan yang penuh empati dan komunikasi terbuka dianggap lebih efektif dibanding hukuman atau larangan keras.
Pesan dan Harapan
Di akhir kegiatan, narasumber memberikan pesan penting kepada seluruh peserta bahwa mendidik Generasi Alpha membutuhkan kesabaran, keteladanan, dan fleksibilitas. Dunia anak zaman sekarang sangat berbeda dengan dunia orang tua dulu, Orang tua juga di tuntut tidak ketinggalan dalam hal teknologi, sehingga pendekatan yang digunakan juga harus berkembang.
“Jangan takut belajar bersama anak. Kadang, mereka justru mengajarkan kita cara baru untuk melihat dunia. Yang penting, tetap dampingi dengan kasih sayang dan nilai moral yang kuat,” pesannya.
Acara parenting di SMA Negeri 4 Sumbawa Besar ditutup dengan foto bersama dan pembagian doorprize yang menambah kehangatan suasana. Para peserta berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara rutin dengan tema yang beragam, karena manfaatnya sangat terasa bagi hubungan orang tua dan anak.
Kesimpulan
Kegiatan Parenting SMA Negeri 4 Sumbawa Besar dengan tema “Mengasuh Generasi Alpha dengan Cara Memahami Anak yang Hidup di Dunia Digital, Cepat Bosan, dan Visual” menjadi langkah nyata sekolah dalam mendukung kolaborasi pendidikan antara guru dan keluarga.
Acara ini bukan sekadar sosialisasi, tetapi juga ajakan untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Dengan memahami karakter anak digital yang cepat bosan, visual, dan penuh kreativitas, orang tua dapat lebih mudah membangun komunikasi yang sehat dan menumbuhkan kedekatan emosional. Sementara itu, sekolah berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pembelajaran agar relevan dengan dunia anak-anak masa kini.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa teknologi bukan musuh pendidikan, melainkan alat yang harus digunakan secara bijak. Tugas orang tua dan guru adalah mengarahkan penggunaannya agar membawa manfaat, bukan sekadar hiburan.
Dengan semangat “Smanet Sumbawa Madju”, SMA Negeri 4 Sumbawa Besar terus berkomitmen mencetak generasi yang cerdas digital, berkarakter, dan berdaya saing, menghadapi masa depan dengan percaya diri dan nilai-nilai luhur yang kuat.

